BAB
XI
TUJUAN DAN BAHAN PENULISAN
Sasaran Belajar
Setelah
mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1.
Merumuskan tujuan
penulisan dalam bentuk tesis;
2.
Merumuskan tujuan
penulisan dalam bentuk pertanyaan maksud;
3.
Mengemukakan sumber
bahan berupa inteferensi dan pengalaman;
4.
Menjelaskan beberapa
cara memperoleh inferensi;
5.
Menjelaskan penggunaan
kartu informasi dalam bentuk kutipan, parafrase, rangkuman, dan ulasan.
1.
Pendahuluan
Penyusunan
karangan ilmiah diperlukan adanya rumusan tujuan penulisan rumusan tujuan
penulisan dalah suatu gambar tau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkandi
dalam penulisan selanjutnya. Dengan menentukan tujuan penulisan, maka dapat
diketahui apa yang harus dilakukan pada tahap penulisan, bahan apa yang
diperlukan, organisasi karangan macam apa yang akan diterapkan, dan mungkin
juga sudut pandang apa yang akan dipilih. Penentuan tujuan merupakan penentuan
yang pokok yang akan mengarahkan dan membatasi penentuan-penentuan khusus yang
akan dilakukan selanjutnya.
Tujuan penullisan dapat dinyatakan dengan dua cara,
yaitu :
(1) Dalam bentuk
tesis, dan
(2) Dalam bentuk
pernyataan maksud.
Jika
tulisan itu akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan,
maka dapat dinyatakan dalam bentuk tesis. Tetapi, jika suatu tulisan itu tidak
mengembangkan gagasan serupa itu, maka tujuan itu dinyatakan dalam bentuk
pernyataan maksud.
2.
Tujuan penulisan dalam Bentuk Tesis
Tesis ialah
perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah karangan. Sebuah tesis
adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh tulisan. Fungsi tesis
bagi sebuah karangan adalah sama seperti kalimat topik atau kalimat utama
utama bagi sebuah alinea (paragraf). Secara formal tesis dapat dibatasi sebagai
berikut : tema yang bentuk satu kalimat dengan
topik dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi yang bertindak sebagai gagasan sentral kalimat tadi
Contoh
berikut ini memperlihat kan bagaimana membuat perumusan dari tesis itu, dan kedudukan topik dan tujuan yang
bertindak sebagai gagasan utama kalimat itu.
Topik :
Pendidikan pada zaman Penjajahan dan
Dewasa ini.
Tujuan : Menunjukkan perbedaan antara kedua sistem pendidikan
tersebut.
Tesis :
perbedaan antara sistem pendidikan
dewasa ini dapat dilihat dari beberapa
aspek, natara lain dari aspek atau segi
politik,kebudayaan, sosial dan ekonomi.
Tesis di atas menyampaikan kepada pembaca
bahwa topik dari karangan itu mempersoalkan
pendidikan pada zaman penjajahan dan pendidikan sesudah memeperoleh
kemerdekaan. selanjutnya tesis itu juga
menunjukkan bahwa perbedaan antara kedua sistem pendidikan itu dapat di lihat
dari sekurang-kurangnya empat segi, yaitu : politik, kebudayaan,sosial, dan
ekonomi.
Contoh lain sebuah tesis :
Tesis Sistem pendidikan di
Indonesia dewasa ini dirasakan tidak sesuai lagi dengan kebutuhan bangsa
Indonesia sebagai bangsa yang modern sehingga perlu diperbaiki/diperbarui.
Tesis diatas memberitahukan kepada para pembaca
bahwa uraian selanjutnya mengenai sistem pendidikan yang sudah tidak sesuai
lagi dengan kebutuhan bangsa dan perlunya pembaruan sistem tersebut. Jadi, dari
kalimat itu pembaca dapat memperkirakan bahwa uraian selanjutnya akan mencakup
: (1) sistem pendidikan di Indonesia dewasa ini ditinjau dari kebutuhan bangsa
Indonesia sebagai bangsa ynag modern, dan (2) kearah Pembaruan sistem
pendidikan di Indonesia.
Untuk menghasilkan tesis yang baik dan efektif,
maka suatu tesis hendaknya terbatas, mengandung kesatuan dan ketetapan.
Sebuah tesis dikatakan terbatas, bila sudah ditetapkan pendekatan mana yang
harus dipergunakan, bagian mana yang boleh diuraikan secara mendetail, dan
bagian mana yang sama sekali tidak boleh. Tesis yang terbatas juga akan
membatasi sampai dimana pembahasan akan dilakukan. Tesis seperti “ Banyak
kekayaan tersimpan di lautan Indonesia “ adalah contoh tesis yang umum, tidak
cukup terbatas. Tesis ini mungkin dapat dipecahkan ke dalam beberapa tujuan.
Contoh
Tesis (umum) : Banyak kekayaan tersimpan di lautan Indonesia
Terbatas : 1). Di perairan Indonesia banyak hidup tiram
muiara yang mungkin dapat dibudidayakan.
2). Lautan Indonesia meru[akan sumber energi
potensial di masa mendatang.
3). Jika dibandingkan dengan kekayaan di daratan,
kekayaan di lautan Indonesia belum banyak dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia.
Sebuah tesis yang baik harus memiliki kesatuan.
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah hanya terbatas satu gagasan sentral dalam
tesis itu. Oleh sebab itu tesis hanya boleh mengambil bentuk kalimat tunggal
atau kaliamat majemuk bertingkat, bukan kalimat majemuk setara.
Contoh :
Tesis : Sistem studi terpimpin mempunyai beberapa
kelemahan yang menonjol
Sebuah tesis harus memiliki syarat keteepatan,
sebuah tesis harus dirumuskan dengan kata-kata yang hanya boleh mengandung satu
interpretasi. Sebab itu, rumusan sebuah tesis harus mempergunakan kata-kata
yang lebih khusus dan menghindari frase-frase ynag umum.
3.
Tujuan Penulisan dalam Bentuk Pernyataan Maksud
Di atas telah diuraikan, tesis hnaya terdapat di dalam tulisan ynag
mengembangan gagasan secara dominan. Karangan yang mengembangkan gagasan
sentral perlu mempergunakan tesis. Akan tetapi karangan yang mengandung
maksud-maksud tertentu, tidak bermaksud mengembangkan sebuah gagasan sentral,
harus dirumuskam dengan penyataan maksud. Jadi, karangan yang dirumuskan dengan
mempergunakan pernyataan/pengungkapan maksud bertujuan untuk memberi suatu
gambaran atau mengungkapkan atau kesan, misalnya tema-tema mengenai
kenang-kenangan, autobiografi, deskripsi, dan narasi semuanya tidak
bermaksud untuk mengembangkan sebuah gagasan sentral. Tetapi tulisan – tulisan
semacam itu dapat dirumuskan ke dalam pernyataan/pengungkapan maksud.
Perhatikan contoh berikut ini bagaimana merumuskan sebuah pengungkapan
maksud.
Topik : Kebiasaan-kebiasaan
kampus
Tujuan
: Menggambarkan
dan mengadakan penilaian terhadap beberapa kebiasaan kampus yang paling
populer.
Pernyataan/Pengungkapan Maksud :
Dalam uraian ini penulis akan berusaha
menggambarkan dan mengadakan penilaian terhadap beberapa kebiasaan kampus yang
paling populer, sehingga dapat dijadikan pegangan sejauh mana kita boleh
mengikuti atau menolak kebiasaan-kebiasaan semacam itu.
Dengan
merumuskan sebuah pernyataan/Pengungkapan maksud, maka gamabaran dan ingatan
kita kepada kejadian atau persoalan itu akan menjadi lebih hidup, sehingga
membangkitkan semangat kita sebagai penulis untuk merangkaikan kata-kata yang
lebih tepat. Pembaca harus merasakan juga peristiwa/kejadian seperti yang
dirasakan oleh penulis dalam pengungkapannya. Kata-kata atau ungkapan-ungkapan
ynag biasa dipergunakan oleh penulis untuk pernyataan/pengungkapan maksud,
seperti : akan menggambarkan, akan menguraikan, akan mengemukakan, akan
menceritakan, atau semacamnya.
Perhatikan contoh-contoh pernyataan/pengungkapan
maksud di bawah ini :
1)
Saya akan menceritakan apa yang kulihat, kudengar, dan kurasakan tentang
keganasan gerombolan yang merajalela di kampung kami beberapa tahun lampau,
agar pembaca dapat membayangkan betapa kecemasan dan ketakutan senantiasa
memagut diri kami detik demi detik, siang dan malam.
2)
Dalam makalah ini akan menguraikan bagaimana pujian dapat meningkatkan
motivasi belajar anak-anak SD
3)
Penulis ingin mengemukakan peristiwa-peristiwa ynag mendahului pecahnya
Perang Diponegoro.
4)
Tujuan makalah ini ialah membahas perbedaan pandangan politik tokoh X
dan Y mengenai tindakan pemerintah Z terhadap gerilyawan.
5)
Apa yang menyebabkan kenakalan remaja pada umumnya? Penulis akan
mengemukakan tiga hal yang erat hubungannya dengan pendidikan keluarga.
Contoh-contoh pernyataan/pengungkapan maksud di atas tidak hanya
mengungkapkan tujuan penulis, melainkan juga menunjukkan arah pengembangan
karangan selanjutnya. Pernyataan ini sekaligus mencakup struktur tulisan dan
bahan yang diperlukan.
4.
Bahan Penulisan
Jika tujuan penulisan sudah jelas, maka dapat ditentukan bahan atau
materi penulsian, macamnya, dan beberapa luasnya. Yang dimaksud dengan bahan
Penulisan ialah semua informasi atau data yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Data tersebut mungkin merupakan contoh-contoh
perincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungna sebab
akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan, dan sebagainya
ynag dapat membantu dalam mengembangkan topik.
Bahan penulisan dapat dikumpulkan, baik pada tahap prapenulisan maupun
pada tahap penulisan. Untuk suatu masalah kecil yang tujuannya sudah jelas
dalam pikiran, maka penetapan dan pengumpulan bahannya dapat dilakukan pada
tahap penulisan. Tetapi untuk suatu karangan besar seperti skripsi kesarjanaan,
bahannya harus dikumpulkan lebih dahulu sebelum tahap penulisan yang sebenarnya
dimulai. Mungkin memerlukan bahan dari beberapa sumber informasi, bahkan
mungkin harus mengadakan pengamatan atau penelitian yang membutuhkan waktu yang
lebih lama.
5.
Sumber Bahan Penulisan
Sebagian besar dari bahan penulisan dapat diperoleh dari dua sumber
utama, yaitu inferensi dan pengamatan. Inferensi ialah
kesimpulan atau nilai-nilai yang ditarik dari pengamatan. Inferensi itu
kemudian akan menjadi bagian dari pengalaman dan mungkin menjadi dasar
penarikan inferensi baru. Pengalaman ialah semua pengetahuan yang dapat
diperoleh melalui persepsi indrawi. Pengalaman itu mungkin bersumber
pada pengalaman yang langsung, atau dari bacaan, atau studi kepustakaan.
Seseorang dapat melakukan pengamatan
secara cermat dengan berlatih diri melihat suatu objek lebih teliti dari
jarak yang lebih dekat. Dalam hal ini tentu saja diperlukan konsentrasi dan
minat yang memadai. Jika tidak memiliki perhatian dan minat terhadap detail
sesuatu, maka hanya akan menangkap ketentuan umum yang kerap kali kurang jelas.
Dengan demikian seseorang juga tidak akan menggunakan diksi yang spesifik untuk
detail tertentu di dalam tulisan itu. Misalnya sesudah pengamatan kesehatan anak-anak nelayan di
suatu desa nelayan, kita hanya mengemukakan kesimpulan bahwa kesehatan mereka
tidak memuaskan. Tidak dikemukakan misalnya penyakit apa yang terdapat
dikalangan anak-anak itu, penyebabnya, beberapa persen yang meninggal akibat
penyakit itu, dan sebagian. Akan tetapi, yang harus diingat bahwa detail bahwa
detail itu saja dikemukakan sesuai dengan tujuan penulisan.
Bahan yang diperoleh dari pengalaman, dapat dipakai sebagai unsur
inferensi. Inferensi itu mengandung unsur pemikiran subjektif penulis. Jadi,
merupakan karya pribadi penulis itu berdasarkan bahan asli.
Infrenbsi dapat diperoleh dengan cara analisis atau sistesis . analsis ialah proses
penguraian sesuatu kedalam bagian-bagian, sedangkan sistesis ialah prose
penggabungan kembali bagian-bagain yang terpisahkan kedalam suatu kebulatan
baru.
Contoh : Seorang siswa SMA mencoba menghafalkan sanjak
yang cukup panjang. Mula-mula ia mempelajari bait demi bait, kemudian antara
bait-bait lalu diperhatikannya sebagai urutannya. Akhirnya ia dapat
menghafalkan sanjak tersebut dan mendeklarasikannya dengan baik.
Pekerjaan memecahkan sanjak kedalam bait dan baris kemudian
mempelajari/menelaah, merupakan contoh analisis. Bagian-bagian yang sudah
dipahami dengan jelas itu kemudian disentesiskan, yaitu dengan menghafalkan dan
mendeklarasikan sebagai suatu sanjak yang utuh.
Sumber bahan yang penting, disamping pengamatan langsung ialah pengamatan
tak langsung melalui bacaan. Proses yang terjadi pada pengamatan ini lebih
kompleks. Pada waktu membaca, sesorang akan berhadapan dengan dua macam
pengamatan, yaitu pengamatan penulis dan pengamatan sendiri. Disamping itu juga
akan menghadapi dua inferensi, yaitu inferensi penulis berdasarkan pengalamnya,
dan inferensi yang dilakukan berdasarkan atas bacaan. Yang penting di sini
ialah bagaimana tanggapan tentang bacaan itu. Tanggapan tersebut mungkin berupa
interpretasi, yaitu memebrikan arti terhadap bacaan. Atau berupa kritis,
yaitu jika memberikan penulaian terhadap.
6.
Kartu Informasi
Kartu informasi, ialah kartu yang dipakai mencatat bahan-bahan yang
diperoleh dari berbagai sumber. Pengaturan ini perlu dilakukan terutama dalam
persiapan penulisan karya ilmiah yang cukup besar seperti : tesis, disertai,
atau karangan besar lainnya dalam bentuk baku.
Kartu informasi sebagiknya dibuat dari kertas yang agak tebal. Ukurannya
tergantung pada pertimbangan penulis sendiri. Biasanya 10 X 15 cm atau 8 X 12
cm. Pada kartu ini dicantumkan sumber informasi dan isi informasinya. Kalau
sumbernya buku, tuliskan lah pengarang, judul buku, data penerbitan, halaman
dan kutipan.
Informasi
yang diperoleh dari bacaan mungkin ditulis dalam bentuk :
1)
Kutipan, jika
disalin kata-kaya dari buku/bacaan disalin tepat seperti aslinya.
2)
Parafse, jika
mengungkapkan kembali maksud penulis dengan kata-kata sendiri.
3)
Rangkuman, (ringkasan), jika menyarikan apa ynag dibaca.
4)
Evaluasi atau ulasan,
jika mengemukakan reaksi terdapat gagasan yang dikemukakan penulis.
Bahan-bahan yang sudah terkumpul, diklasifikasikan menurut kriteria
sesuai dengan keperluan. Klasifikasi, seperti juga analogi, pada dasarnya
merupakan jenis analisis dan sintesis. Dalam klasifikasi kita mengambil sesuatu
dari konteksnya semula (bacaan, pengalaman, dan lain-lain) dan mengelompokkan
ke dalam kelas-kelas ynag baru berdasarkan kriteria tertentu. Kelas-kelas yang
dibentuk dengan cara itu merupakan konsep baru hasil sintesis sendiri
berdasarkan konsep ynag sudah ada.
Contoh kartu informasi :
1.
Kutipan
Proses
morfologi
“Proses morfologi ialah proses pembentukan
kata-kata dari bentuk lain yang merupakan bentuk dasarnya.
Ramlan, morfologi (suatu tinjauan Deskriptif, jakyakarta : UP
Karyono, 1980) Hlm. 27
|
Pada kartu
di atas merupakan kutipan sesuai dengan tulisan aslinya
2.
Parafse
Anak
Berbakat
Ditinjau dari umur serta tingkat kemampuan
mentalnya dan dibandingkan dengan pelayanan pendidikan yang diterimanya,
anak berbakat adalah anak yang sangat berkelainan.
S.C.U. Munandar, ed., Anak-anak Berbakat : Pembinaan dan
Pendidikannya (Jakarta : Rajawali, 1982), Hlm. 15
|
Administrasi
Negara
Administrasi negara dilaksanakan berdasarkan UUD
1945. Tugasnya mencakup semua aspek kehidupan nasional bangsa.
Sahono, Soebroto, ed., Wawasan Nusantara 9jakarta : Surya Indah,
1982), Jlm 7
|
3.
Ringkasan
Perhatikan bahwa pada kartu-kartu di atas selalu dicantumkan sumber
secara lengkap. Hal ini akan memudahkan dalam membaut catatan kaki dan daftar
kepustakaan.