BAB III
PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KATA
Sasaran Belajar
Setalah mempelajari
materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
- melihat kata secara tepat dalam pengunaannya sesuai dengan kiada makna
- membedakan kata yang bermakna denotatif dan konotatif
- mengunakan secara tepat kata- kata yang bersinonim dan kata- kata yang berhamonim
- memilih dan mengunakan secara tepat kata khusus di samping kata umum, kata kongret di di samping kata asbak, kata kajian di samping kata populer dan kata mirip
- mengunakan
kata baku pada setiap pembicaraan dan tulisan resmi
- menhindari pengunaan kata mubazir
1. Pendahuluan
Dalam tuturan atau
tulisan resmi, terutama karya ilmia, pilihan kata yang tepat sangat
menetukan kualitas pembicaraan dan
tulisan. Kata- kata atau istilah yang dipilih dan digunakan haruslah dapat
secara tepat pula di pahami oleh penegaran atau pembaca. Sehubung dengan itu ,
penutur penulis , selalu harus pula mengetahui kaidah-kaidah yang dimaksud
meliputi kaidah makna kaidah kalimat, kaidah social, kaidah karang-mengarang.
Dalam pembicaraan bab ini akan dikemukakan beberapa aspek penting yang
berkaitan dengan kaidah makna yang kirahnya dapat pengiring pengguna kata yang
tepat.
2. Kaidah
makna
Kaida makna dalam pemilihan kata mengacu pada
persyaratan ketetapan pemilih kata sebagai lambang objek pengertian bagi
konsep-konsep yang meliputi berbagai aspek.
2.1 Kata yang
Denotatif dan Kata yang Konotatif
Kata denotative berhubungan dengan konsep denotatif dan kata
yang konotatif berhubungan dengan konsep kontatif. Denotasi adalah konsep dasar
yang didukung oleh suatu kata, sedangkan nilai rasa atau gambaran tambahan yang
ada disamping denotasi disebut konotasi
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya,
makna kata yang sesuai dengan kosepnya sehingga di sebutjuga makna konseptual,
makna yang sesuai dengan makna kata dalam kamus atau makna leksikal. Kata yang
konotatif mengandung makna tambahan yang sesuai degan sikap dan nilai rasa
tertentu penguna bahasa besankutan.
Contoh:
1. Toko itu dilayani gadis_gadis cantik.
2.
Toko itu dilayani dara-dara
cantik.
3.
Toko itu mempunyai
perewan-perawan cantik.
Kata-kata gadis,dara,dan,perawan sacara denotative maknanya sama, yaitu wanita
atau wanita mudah yang belum kawin, tetapi sacara konotatif maknanya berbeda. Gadis
mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersipat puitis,
dan perawan mengandung makna assosiasi tertentu.
Demikianlah pula kata-kata kelompok, rombongan
,dangerombolan secara
denotative bermakna kumpulan benda atau orang, tetapi secara
konotatif dibedakan maknanya, sedangkan rombongan berada dalam makna positif,
sedangkan gerombolan dipahami dalam hubungan makna negative.
Contoh:
(1)
kelompok anak mudah itu sedan
asyik bermain musik.
(2)
Ketua rombongan turis yang baru
tiba di kalungi untain bunga
(3)
Gerombolan pengacu tersebut
telah di tumpas habis.
Dalam pembahasan atau masalah yang
bersifat ilmia sebaiknya digunakan kata-kata yang denotative. Kata-kata atau
istilah harus bebas dari konotatif, sedangkan pada karya sastra lebih banyak
digunakan kata-kata yang konotatif sebagai upanya merakit keidahan.
Dalam kaitan makna kata terdapat
beragam konotasi social, yaitu ada yang bersifat positif dan negative,
tinggi,tenda, sopan dan porno, atau yang sacral. Misalnay, kata-kata
karyawan,asisten,wisma,hamil, dan bepulang diangap positif, pondok, bunting,
dan mati yang diangap negative, kuran baik, kasar dan kuno, agar dapat pula
memilih kata-kata dengan kotansi yang tepat.
2.2 Kata yang Bersinonim dan Kata
yang Berhomonim
Setaip
kata biasanya tidak hanya melambangkan secara tepat satu objek atau satu
konsep. Ada
kata yang dapat melambangkan beberapa makna dan sebaliknya ada beberapa kata
yang melambangkan satu makna. Bebera kata yang melambangkan satu makna
tergolong kata yang sinonim.sinonim adalah kata yang maknanya sama atau mirip
dengan kata lain.persamaan makna itu bias tidak berlaku sepenuhnya,namun dalam
kadar tertentu ada pertalian makna antara kata-kata yang berbeda itu.
Contohnya dapat dilihat dalam
pengunaan kata-kata indah,cantik, dan bagus yang mengandung
makna yang sama tentang sesuatu yang sedap dipandang mata.Ketetapan kata-kata
itu dalam pengunaanya bergantung pada ketetapan pilihan atas kata
masing-masing. Misalnya kita
katakana pemandangan indah, gadis cantik dan rumah bagus.
Tentu akan terasa jangal atau kuang tepat jika dikatakan pemandangan cantik
dan gadis bagus.
Demikian juga pengunaan kata penonton dan
pemirsa,yang keduanya mengandung makna orang yang menyaksikan suatu
tontonan.pilihanya harus dapat dibedakan, yaitu penonton dapat digunakan untuk
semua tontonan atau pertunjukan, sedangkan pemirsa hanya pada lazim digunakan
tayangan televise.
Contoh:
(1) tumpah-ruah penonton pertandingan bola
kaki itu. (penonton tidak dapat
diganti permisa)
(2)
“para permisa, di ma,a saja
anda sekalian berada:.ujur penyair televise mengawali siarannya.
(pemisa dapat diganti dengan penintin)
Selanjudnya,
satu kata yang mengandung beberapa makna di sebuah kata yang berhanonim atau
kata yang hanonim. Hanonim ialah
kata dalamsatu bentuk yang sam ejaan san lafalannya, tetapi makna yang
terdapat. Misalnya,kata buku dapat
bermakna sendi (pada tulang, bamboo, dan terbut) , begitu pula kata bisadapat brmakna racun atau dapat atau
boleh.
Contoh:
1.
saya membeli beberapa buah buku
tilis.
2.
Buku tulang-tulangku terasa
nyrti
3.
Bias ular sangat berbahanya
4.
Anak kecil itu belum bias
berjalan dengan baik.
Disamping homonim, ada pula yang
disebut homofon dan homograf.homofon ialah
katak-kata yang sama lafamya, tetapi berbeda ejaannya.
Misalnya, kata bang dan bank, sangsi, dan saksi.
Contoh:
1. “Bagaimana Bang, setujukah?” Tanya istrinya.
(bang
singkatan dari abang semakna dengan
kakak, yaitu kakak laki-laki.
2.
Untuk menarik nasabah, beberapa
bank mengadakan undian tabungan.
(bank,
lembaga keuanganyang lembaga pokonya memberikan kredit dan jasa dalam lalu
lintas pembayaran dan pengendaraan uang).
3.
Aku masih sangsi untuk
mengambil keputusan akhir.
(sangsi bermakna bimbang/ragu-ragu)
4. Dewan keamanan PBB memberi sanksi terhadap
Negara yang menyerang negara lain.
(sanksi
bermakna tindakan-tindakan, baik berupa hukuman maupun pengesahan atau
tanggungan)
Homograp
ialah kata-kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lapalnya.misalnya kata teras
(dengan e pepet) bermakna bagian atau bagian utama, seperti pada teras
kayu dan pegawai teras, dan kata teras (dengan e taling)
bermakna anjungan atau kali lima ,
seperti pada teras rumah dan teras toko.
Contoh :
5.
Ayahnya adalah pegawai teras
kantor gubernur.
6.
Pada waktu malam mulai larut,
nampak beberapa orang tunawisma tidur diteras took
2.3.1
Kata kongret dan kata abstrak
Kata-kata yang tergolong kata kongret
adalah kata-kata yang beruba objek yang nyata, dapat dilihat, didengar, diraba,
dan dirasa. Kata-kata kongret
dapat dilihat dari kata orang, pohon,
kucing, awan, makanan dan minuman.
Kata
abstrak adalah kata-kata yang beruba konsep. Kata-kata abstrak dalam bahasa
Indonesia pada umunya adalah kata-kata bentukan dengan konfiks peng-/-an
dan ke-/-an seperti pada kata-kata perdamaian, penyesalan,
kecerdasan dan ketahanan nasional, disamping kata-kata seperti demokrasi
dan aspirasi.
·
Saya
melihat seekor kucing memanjat pohon.
·
Perdamaian
yang merata diseluruh jagat raya ini masi tetap merupakan impian.
·
Indonesia
satu-satunya Negara yang menganut demokrasi pancasila.
Kata-kata
kongkrit dan kata-kata abstrak sama penting dalam pengunaanya sesuai dengan
kebutuhan.
2.4
Kata umum dan kata khusus
Kata-kata yang tergolong kata umum
dibedakan dari kata-kata yang tergolong kata khusus berdasarkan ruang
lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata makin umum sifatnya, sebaliknya
makin sempit ruang lingkupnya makin kusus sifatnya kata-kata umum termasuk kata
yang mempunyai hubungan luas, sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan
khusus atau unik.
Bandingkan :
Kata
umum Kata
khusus
Pemimpin direktur
Runcing tajam
mancung
Kecil
mini, mikro,
minor
Memasak menanak
Campuran ramuan,
adonan
Kata runcing
dapat digunakan untuk menyebut sifat semua benda yang makin keujung makin kecil
dan tajam. Sedangkan kata mancung hanya digunakan secara khusus untuk hidung
yang runcing. Dekian juga kata memasak digunakan untuk menyatakan
pekerjaan masak-memasak secara umum sedangkan menanak hanya khusus menanak
nasi.
Contoh :
1.
Jarum, pena, dan tombak
dikelompokan pada benda-benda yang runcing.
2.
Gadis cantik itu memiliki
hidung mancung yang mungil.
3.
Ibu sibuk memasak gulai ketika
saya dating.
4.
Saya diberi tugas menanak nasi.
Kata-kata
yang tergolong nama diri,seperti Iwan, Ela, Irma, Jaya dan Tante termasuk kata khusus.
2.5
Kata Populer dan Kata kajian
Kata-kata
yang tergolong kata populer adalah kata yang populer atau terkenal dikalangan
masyarakat atau kata-kata yang banyak digunakan pada berbagai kesempatan dalam
komunikasi dan kalangan berbagai lapisan masyarakat sebaliknya, kata kajian
adalah kata-kata yang yang digunakan secara terbatas pada kesempatan-kesempatantertentu
berupaka-kata atau istilah yabg digunakan oleh golongan ilmuan dalam
pembicaraan tulisan-tulisan ilmiah.
Kata Populer Kata
Kajian
Isi volume
Sejajar pararel
Bahagian
unsure suku cadang
Contoh :
·
Rencana pembangunan tahap
pertama adalah repelita 1.
(tahap
bermakna tingkat atau jenjang)
·
Usaha penyembuhan kangker pada
stadium awal telah dilakukan.
(stadium bermakna tingkatan
dalam daur hidup atau perkembangan suatu propesi, tingkatan masa penyakit)
·
Dia
harus menempuh dua matakulia menutup strata
(strata bermakna lapisan atau petala, tingkat
pada masyarakat,tingkat pendidikan sesudah tingkat sarjana muda)
2.6 Kata Baku dan Kata Tak Baku
Tuturan dan tulisan resmi harus mengunakan kata-kata baku, yaitu kata-kata
resmi dan standar dalam pengunaanya kata-kata
baku ada yang memang berasal dari bahasa Indonesia. Ada juga yang berasal dari
bahasa daerah dan bahasa asing yang sudah disesuaikan ejaannya dengan ejaan
bahasa Indonesia yang resmi. Sebaliknya, kata-kata tak baku yaitu kata-kata
yang belum berterima secara resmi atau kata-kata yang tidak menuruti
kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata-
kata tak baku
dapat berupa
1.
kata-kata
dari dialek-dialek bahasa Indonesia yang ada
2.
kata-kata
serapan bahasa daerah yang belum berterima
3.
Kata-kata serapan bahasa asing
yang tidak memenuhi persyaratan ejaan dalam bahasa Indonesia
4.
Kata-kata bahasa Indonesia yang
dieja sebagai bahasa asing
5.
kata-kata bentukan yang tidak
menuruti kaedah-kaedah yang berlaku
Contoh :
Kata
Baku Kata Tak Baku
Perbaiki Bikin
Baik
Beri tahu Kasi
Tahu
Padamkan Kasi
Mati, Bunuh(Lampu)
Perempuan Wanita,
Cewek
Laki-laki Pria,
cowok
Tidak Ndak Nggak
Pihak Fihak
Teladan Tauladan
November Nopember
Analisis Analisa
Teoretis Teoritis
Mengubah Merubah
Mengesampingkan Mengenyampingkan
Peresmian Pengresmian
Perwilayahan Pengwilayahan
Menaati Mentaati
2.7
Kata Mubazir
Kata Mubazir adalah
kata-kata bersinonim atau kata-kata yang sama maknanya dan digunakan bersama-sama
sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi berlebih-lebihan. Penggunaan
kata Mubazir itu dalam tuturan atau tulisan sebaiknya dihindari karena
menimbulkan makna yang berlebihan. Hal seperti itu terlihat antara lain pada
pemakaian kata-kata sejak dari, demi dan untuk, agar dan supaya, sebab dank
arena, amat sangat dan sekali.
Contoh :
(29) Sejak dari kecil dia sudah dibiasakan
bersikap jujur.
Seharusnya,
a.Sejak kecil dia sudah dibiasakan
bersikap jujur.
b.Dari kecil dia sudah dibiasakan bersikap
jujur.
(30) Demi
untuk menjaga keamanan kampong digiatkan siskambling.
Seharusnya,
1.
Demi menjaga keamanan kampung,
digiatkan siskamling
2. U&ntuk menjaga keamanan kampong
digiatkan siskamling
(31)
Disebabkan karena kesehatanya tergangu, dia tidak masuk kampus.
Seharusnya,
1. Disebabkan oleh kesehatannya
terganggu, dia tidak masuk kampus
2. Karena
kesehatannya terganggu, dia tidak kampus.
Termasuk
dalam kata mubazir ini penggunaan secara
bersamaan kata bilangan tak tentu
menyatakan jamak dengan kata berulang atau replikasi yang juga menyatakn makna
jamak.
Misalnya : banyak rumah-rumah, beberapa syarat-ssyarat, para
ibu-ibu, dll.
Contoh :
(32) Banyak
rumah-rumah yang dibangun melalui kridit
BTN belum terjual karena harganya terlalu mahal.
Seharusnya,
·
banyak rumah yang dibangun melalui
kredit BTN belum terjual karena harganya terlalu mahal.
·
Rumah-rumah yang belum di
bangun melalui kredit BTN banyak
balum terjual karena harganya terlalu mahal.
(33) Untuk
memeriakan hari peringatan Hari Kartini, Para
ibu-ibu mengadakan penjualan sandang dan papan murah.
Selanjutnya,
·
Untuk
memeriakan Hari Kartini, para ibu mengadakan penjualan sandang dan papan murah.
·
Untuk
memeriakan peringatan Hari Kartini, ibu-ibu mengadakan penjualan sandang dan
papan murah.
2.8
Kata Mirip
Kata-kata yang tergolong kata mirip adalah kata-kata
yang tampak mirip dari segi bentuknya. Kata-kata sedang dan sedangkan,
suatu dengan sesusatu, sekali-kali dan sekali-sekali termasuk
kata-kata yang mempunyai kemiripan bentuk, sedangkan seprti kata masing-masing
dan tiap-tiap, jam dan pukul dari dan daripada termasuk kata yang
mempunyai kemiripan makna.kata-kata tersebut sering dikacaukan pengunanya
sehingga melahirkan kalimat-kalimat yang tidak tepat atau tidak baku .
Contoh :
(34) Tinggallah dahulu di sini, saya hendak membicarakan sesuatu
hal denganmu.
Seharusnya,
·
Tinggalah dahulu disini, saya
hendak membicarakan sesuatu hal denganmu.
·
Tinggalah dahulu di sini, saya
hendak membicarakan sesuatu disini denganmu
(kata suatu dalam pengunaannya diikuti kata benda,
misalnya suatu hal, suatu masalah, dan suatu kejadian,
sedangkan kata sesuatu tidak diikuti kata benda sebab kata itu tidak
tentu atau tidak jelas)
(35)
Masing-masing peserta penataran
membayar uang pendaftaran sebesar lima belas ribu rupiah.
Seharusnya,
·
Para peserta pentaran membayar
uang pendaftaran masing-masing sebesar lima
belas ribu rupiah.
·
Tiap-tiap peserta penataran
membayar uang pendaftaran masing masing sebesar lima belas ribu rupiah.
(36)
Setelah penataran usai.
Tiap-tiap peserta penataran kembali kerumahnya masing-masing.
(Kata tiap-tiap dalam pengunanya diikuti kata
benda sedangkan masing-masing tidak diikuti kata benda)
Demikan pula pengunaan kata
jam dan pukul harus dilakukan secara tepat. Kalau jam menujukan jangka waktu,
sedangkan pukul menujukan waktu.
Contoh:
(37)
pelajaran pertama berlangsung
pada wktu 07.30 sampai dengan 09.30
(38)
pelajaran
pertama berlangsung selama dua jam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar