Jumat, 27 April 2012

Pemilihan Dan Penggunaan Kata


BAB III
PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN KATA

Sasaran Belajar

     Setalah mempelajari materi bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:

  1. melihat kata secara tepat dalam pengunaannya sesuai dengan kiada makna
  2. membedakan kata yang bermakna denotatif dan konotatif
  3. mengunakan secara tepat kata- kata yang bersinonim dan kata- kata yang berhamonim
  4. memilih dan mengunakan secara tepat kata khusus di samping kata umum, kata kongret di di samping kata asbak, kata kajian di samping kata populer dan kata mirip
  5. mengunakan kata baku pada setiap pembicaraan dan tulisan resmi
  6. menhindari pengunaan kata mubazir

1.   Pendahuluan

  Dalam tuturan atau tulisan resmi, terutama karya ilmia, pilihan kata yang tepat sangat menetukan  kualitas pembicaraan dan tulisan. Kata- kata atau istilah yang dipilih dan digunakan haruslah dapat secara tepat pula di pahami oleh penegaran atau pembaca. Sehubung dengan itu , penutur penulis , selalu harus pula mengetahui kaidah-kaidah yang dimaksud meliputi kaidah makna kaidah kalimat, kaidah social, kaidah karang-mengarang.
Dalam pembicaraan bab ini akan dikemukakan beberapa aspek penting yang berkaitan dengan kaidah makna yang kirahnya dapat pengiring pengguna kata yang tepat.

2.   Kaidah makna
Kaida makna dalam pemilihan kata mengacu pada persyaratan ketetapan pemilih kata sebagai lambang objek pengertian bagi konsep-konsep yang meliputi berbagai aspek.
2.1 Kata yang Denotatif dan Kata yang Konotatif

Kata denotative  berhubungan dengan konsep denotatif dan kata yang konotatif berhubungan dengan konsep kontatif. Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata, sedangkan nilai rasa atau gambaran tambahan yang ada disamping denotasi disebut konotasi
Kata yang denotatif mengandung makna yang sebenarnya, makna kata yang sesuai dengan kosepnya sehingga di sebutjuga makna konseptual, makna yang sesuai dengan makna kata dalam kamus atau makna leksikal. Kata yang konotatif mengandung makna tambahan yang sesuai degan sikap dan nilai rasa tertentu penguna bahasa besankutan.
Contoh:
1.      Toko itu dilayani gadis_gadis cantik.
2.      Toko itu dilayani dara-dara cantik.
3.      Toko itu mempunyai perewan-perawan cantik.
Kata-kata gadis,dara,dan,perawan  sacara denotative maknanya sama, yaitu wanita atau wanita mudah yang belum kawin, tetapi sacara konotatif maknanya berbeda. Gadis mengandung makna umum, dara mengandung makna yang bersipat puitis, dan perawan mengandung makna assosiasi tertentu.
Demikianlah pula kata-kata kelompok, rombongan ,dangerombolan secara
denotative bermakna kumpulan benda atau orang, tetapi secara konotatif dibedakan maknanya, sedangkan rombongan berada dalam makna positif, sedangkan gerombolan dipahami dalam hubungan makna negative.
Contoh:
(1)   kelompok anak mudah itu sedan asyik bermain musik.
(2)   Ketua rombongan turis yang baru tiba di kalungi untain bunga
(3)   Gerombolan pengacu tersebut telah di tumpas habis.
Dalam pembahasan atau masalah yang bersifat ilmia sebaiknya digunakan kata-kata yang denotative. Kata-kata atau istilah harus bebas dari konotatif, sedangkan pada karya sastra lebih banyak digunakan kata-kata yang konotatif sebagai upanya merakit keidahan.
Dalam kaitan makna kata terdapat beragam konotasi social, yaitu ada yang bersifat positif dan negative, tinggi,tenda, sopan dan porno, atau yang sacral. Misalnay, kata-kata karyawan,asisten,wisma,hamil, dan bepulang diangap positif, pondok, bunting, dan mati yang diangap negative, kuran baik, kasar dan kuno, agar dapat pula memilih kata-kata dengan kotansi yang tepat.

2.2 Kata yang Bersinonim dan Kata yang Berhomonim
      Setaip kata biasanya tidak hanya melambangkan secara tepat satu objek atau satu konsep. Ada kata yang dapat melambangkan beberapa makna dan sebaliknya ada beberapa kata yang melambangkan satu makna. Bebera kata yang melambangkan satu makna tergolong kata yang sinonim.sinonim adalah kata yang maknanya sama atau mirip dengan kata lain.persamaan makna itu bias tidak berlaku sepenuhnya,namun dalam kadar tertentu ada pertalian makna antara kata-kata yang berbeda itu.
Contohnya dapat dilihat dalam pengunaan kata-kata indah,cantik, dan bagus yang mengandung makna yang sama tentang sesuatu yang sedap dipandang mata.Ketetapan kata-kata itu dalam pengunaanya bergantung pada ketetapan pilihan atas kata masing-masing. Misalnya kita katakana pemandangan indah, gadis cantik dan rumah bagus. Tentu akan terasa jangal atau kuang tepat jika dikatakan pemandangan cantik dan gadis bagus.
      Demikian juga pengunaan kata penonton dan pemirsa,yang keduanya mengandung makna orang yang menyaksikan suatu tontonan.pilihanya harus dapat dibedakan, yaitu penonton dapat digunakan untuk semua tontonan atau pertunjukan, sedangkan pemirsa hanya pada lazim digunakan tayangan televise.
Contoh:
(1)   tumpah-ruah penonton pertandingan bola kaki itu. (penonton tidak dapat diganti permisa)
(2)   “para permisa, di ma,a saja anda sekalian berada:.ujur penyair televise mengawali siarannya.
(pemisa dapat diganti dengan penintin)
Selanjudnya, satu kata yang mengandung beberapa makna di sebuah kata yang berhanonim atau kata yang hanonim. Hanonim ialah kata dalamsatu bentuk yang sam ejaan san lafalannya, tetapi makna yang terdapat. Misalnya,kata buku dapat bermakna sendi (pada tulang, bamboo, dan terbut) , begitu pula kata bisadapat brmakna racun atau dapat atau boleh.
Contoh:
1.      saya membeli beberapa buah buku tilis.
2.      Buku tulang-tulangku terasa nyrti
3.      Bias ular sangat berbahanya
4.      Anak kecil itu belum bias berjalan dengan baik.
Disamping homonim, ada pula yang disebut homofon dan homograf.homofon ialah katak-kata yang sama lafamya, tetapi berbeda ejaannya.
Misalnya, kata bang dan bank, sangsi, dan saksi.
Contoh:
1.      “Bagaimana Bang, setujukah?” Tanya istrinya.
(bang singkatan dari abang semakna dengan kakak, yaitu kakak laki-laki.
2.      Untuk menarik nasabah, beberapa bank mengadakan undian tabungan.
(bank, lembaga keuanganyang lembaga pokonya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan pengendaraan uang).
3.      Aku masih sangsi untuk mengambil keputusan akhir.
(sangsi bermakna bimbang/ragu-ragu)
4.      Dewan keamanan PBB memberi sanksi terhadap Negara yang menyerang negara lain.
(sanksi bermakna tindakan-tindakan, baik berupa hukuman maupun pengesahan atau tanggungan)
         Homograp ialah kata-kata yang sama ejaannya, tetapi berbeda lapalnya.misalnya kata teras (dengan e pepet) bermakna bagian atau bagian utama, seperti pada teras kayu dan pegawai teras, dan kata teras (dengan e taling) bermakna anjungan atau kali lima, seperti pada teras rumah dan teras toko.
Contoh :
5.      Ayahnya adalah pegawai teras kantor gubernur.
6.      Pada waktu malam mulai larut, nampak beberapa orang tunawisma tidur diteras took

2.3.1        Kata kongret dan kata abstrak

Kata-kata yang tergolong kata kongret adalah kata-kata yang beruba objek yang nyata, dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Kata-kata kongret dapat dilihat  dari kata orang, pohon, kucing, awan, makanan dan minuman.
Kata abstrak adalah kata-kata yang beruba konsep. Kata-kata abstrak dalam bahasa Indonesia pada umunya adalah kata-kata bentukan dengan konfiks peng-/-an dan ke-/-an seperti pada kata-kata perdamaian, penyesalan, kecerdasan dan ketahanan nasional, disamping kata-kata seperti demokrasi dan aspirasi.
·         Saya melihat seekor kucing memanjat pohon.
·         Perdamaian yang merata diseluruh jagat raya ini masi tetap merupakan impian.
·         Indonesia satu-satunya Negara yang menganut demokrasi pancasila.
Kata-kata kongkrit dan kata-kata abstrak sama penting dalam pengunaanya sesuai dengan kebutuhan.

2.4  Kata umum dan kata khusus
Kata-kata yang tergolong kata umum dibedakan dari kata-kata yang tergolong kata khusus berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu kata makin umum sifatnya, sebaliknya makin sempit ruang lingkupnya makin kusus sifatnya kata-kata umum termasuk kata yang mempunyai hubungan luas, sedangkan kata-kata khusus mempunyai hubungan khusus atau unik.
Bandingkan :
            Kata umum                                         Kata khusus
            Pemimpin                                            direktur
            Runcing                                               tajam mancung
            Kecil mini,                                           mikro, minor
            Memasak                                             menanak
            Campuran                                            ramuan, adonan
         Kata runcing dapat digunakan untuk menyebut sifat semua benda yang makin keujung makin kecil dan tajam. Sedangkan kata mancung hanya digunakan secara khusus untuk hidung yang runcing. Dekian juga kata memasak digunakan untuk menyatakan pekerjaan masak-memasak secara umum sedangkan menanak hanya khusus menanak nasi.
Contoh :
1.      Jarum, pena, dan tombak dikelompokan pada benda-benda yang runcing.
2.      Gadis cantik itu memiliki hidung mancung yang mungil.
3.      Ibu sibuk memasak gulai ketika saya dating.
4.      Saya diberi tugas menanak nasi.
Kata-kata yang tergolong nama diri,seperti Iwan, Ela, Irma, Jaya dan Tante  termasuk kata khusus.

2.5    Kata Populer dan Kata kajian
         Kata-kata yang tergolong kata populer adalah kata yang populer atau terkenal dikalangan masyarakat atau kata-kata yang banyak digunakan pada berbagai kesempatan dalam komunikasi dan kalangan berbagai lapisan masyarakat sebaliknya, kata kajian adalah kata-kata yang yang digunakan secara terbatas pada kesempatan-kesempatantertentu berupaka-kata atau istilah yabg digunakan oleh golongan ilmuan dalam pembicaraan tulisan-tulisan ilmiah.
            Kata Populer                           Kata Kajian
            Isi                                            volume
            Sejajar                                     pararel
            Bahagian unsure                      suku cadang   
Contoh :
·               Rencana pembangunan tahap pertama adalah repelita 1.
                        (tahap bermakna tingkat atau jenjang)
·               Usaha penyembuhan kangker pada stadium awal telah dilakukan.
(stadium bermakna tingkatan dalam daur hidup atau perkembangan suatu propesi, tingkatan masa penyakit)
·               Dia harus menempuh dua matakulia menutup strata
(strata bermakna lapisan atau petala, tingkat pada masyarakat,tingkat pendidikan sesudah tingkat sarjana muda)

2.6  Kata Baku dan Kata Tak Baku
Tuturan dan tulisan resmi harus mengunakan kata-kata baku, yaitu kata-kata resmi dan standar dalam pengunaanya  kata-kata baku ada yang memang berasal dari bahasa Indonesia. Ada juga yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing yang sudah disesuaikan ejaannya dengan ejaan bahasa Indonesia yang resmi. Sebaliknya, kata-kata tak baku yaitu kata-kata yang belum berterima secara resmi atau kata-kata yang tidak menuruti kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Kata- kata tak baku dapat berupa
1.                  kata-kata dari dialek-dialek bahasa Indonesia yang ada
2.                  kata-kata serapan bahasa daerah yang belum berterima
3.                  Kata-kata serapan bahasa asing yang tidak memenuhi persyaratan ejaan dalam bahasa Indonesia
4.                  Kata-kata bahasa Indonesia yang dieja sebagai bahasa asing
5.                  kata-kata bentukan yang tidak menuruti kaedah-kaedah yang berlaku
Contoh            :
                                    Kata Baku                                          Kata Tak Baku
                                    Perbaiki                                               Bikin Baik
                                    Beri tahu                                             Kasi Tahu
                     Padamkan                                           Kasi Mati, Bunuh(Lampu)
Perempuan                                          Wanita, Cewek
Laki-laki                                              Pria, cowok
Tidak Ndak                                         Nggak
Pihak                                                   Fihak
Teladan                                               Tauladan
November                                           Nopember
Analisis                                               Analisa
Teoretis                                               Teoritis
Mengubah                                           Merubah
Mengesampingkan                              Mengenyampingkan
Peresmian                                            Pengresmian
Perwilayahan                                       Pengwilayahan
Menaati                                               Mentaati

2.7              Kata Mubazir
            Kata Mubazir adalah kata-kata bersinonim atau kata-kata yang sama maknanya dan digunakan bersama-sama sekaligus sehingga menjadi mubazir, yaitu menjadi berlebih-lebihan. Penggunaan kata Mubazir itu dalam tuturan atau tulisan sebaiknya dihindari karena menimbulkan makna yang berlebihan. Hal seperti itu terlihat antara lain pada pemakaian kata-kata sejak dari, demi dan untuk, agar dan supaya, sebab dank arena, amat sangat dan sekali.
Contoh :
                        (29)      Sejak dari kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur.
Seharusnya,
a.Sejak kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur.
b.Dari kecil dia sudah dibiasakan bersikap jujur.
                        (30)      Demi untuk menjaga keamanan kampong digiatkan siskambling.
Seharusnya,
1.      Demi menjaga keamanan kampung, digiatkan siskamling
2.      U&ntuk menjaga keamanan kampong digiatkan siskamling
(31)           Disebabkan  karena kesehatanya tergangu, dia tidak masuk kampus.
Seharusnya,
1. Disebabkan oleh kesehatannya terganggu, dia tidak masuk  kampus
2. Karena kesehatannya terganggu, dia tidak kampus.
                     Termasuk dalam kata mubazir ini penggunaan  secara bersamaan kata bilangan  tak tentu menyatakan jamak dengan kata berulang atau replikasi yang juga menyatakn makna jamak.
Misalnya : banyak rumah-rumah, beberapa syarat-ssyarat, para ibu-ibu, dll.
Contoh :
(32)      Banyak rumah-rumah yang dibangun melalui kridit  BTN belum terjual karena harganya terlalu mahal.
Seharusnya,
·         banyak rumah yang dibangun melalui kredit BTN belum terjual karena harganya terlalu mahal.
·         Rumah-rumah yang belum di bangun melalui kredit BTN     banyak balum terjual karena harganya terlalu mahal.
(33)      Untuk memeriakan hari peringatan Hari Kartini, Para ibu-ibu mengadakan penjualan sandang dan papan murah.
Selanjutnya,
·         Untuk memeriakan Hari Kartini, para ibu mengadakan penjualan sandang dan papan murah.
·         Untuk memeriakan peringatan Hari Kartini, ibu-ibu mengadakan penjualan sandang dan papan murah.  
2.8              Kata Mirip
Kata-kata yang tergolong kata mirip adalah kata-kata yang tampak mirip dari segi bentuknya. Kata-kata sedang dan sedangkan, suatu dengan sesusatu, sekali-kali dan sekali-sekali termasuk kata-kata yang mempunyai kemiripan bentuk, sedangkan seprti kata masing-masing dan tiap-tiap, jam dan pukul dari dan daripada termasuk kata yang mempunyai kemiripan makna.kata-kata tersebut sering dikacaukan pengunanya sehingga melahirkan kalimat-kalimat yang tidak tepat atau tidak baku.
Contoh :
(34)         Tinggallah dahulu di sini, saya hendak membicarakan sesuatu hal denganmu.


Seharusnya,
·         Tinggalah dahulu disini, saya hendak membicarakan sesuatu hal denganmu.
·         Tinggalah dahulu di sini, saya hendak membicarakan sesuatu disini denganmu
(kata suatu dalam pengunaannya diikuti kata benda, misalnya suatu hal, suatu masalah, dan suatu kejadian, sedangkan kata sesuatu tidak diikuti kata benda sebab kata itu tidak tentu atau tidak jelas)
(35)                 Masing-masing peserta penataran membayar uang pendaftaran sebesar lima belas ribu rupiah.
Seharusnya,
·         Para peserta pentaran membayar uang pendaftaran masing-masing sebesar lima belas ribu rupiah.
·         Tiap-tiap peserta penataran membayar uang pendaftaran masing masing sebesar lima belas ribu rupiah.
(36)                 Setelah penataran usai. Tiap-tiap peserta penataran kembali kerumahnya masing-masing.
(Kata tiap-tiap dalam pengunanya diikuti kata benda sedangkan masing-masing tidak diikuti kata benda)
Demikan pula pengunaan kata jam dan pukul harus dilakukan secara tepat. Kalau jam menujukan jangka waktu, sedangkan pukul menujukan waktu.
                        Contoh:
(37)                 pelajaran pertama berlangsung pada wktu 07.30 sampai dengan 09.30
(38)                 pelajaran pertama berlangsung selama dua jam





Tidak ada komentar: